FLASHNEWS

APEPSI Jalin Kolaborasi dengan Teknik Elektro UNDIP, Gelar Workshop Koding untuk Guru IPS


Menjawab tantangan era digital dalam pendidikan, Asosiasi Pendidik Edukasi Pengetahuan Sosial Indonesia (APEPSI) menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kompetensi guru dengan menyelenggarakan Workshop Koding: Integrasi Koding dalam Pembelajaran IPS. Workshop yang digelar pada Kamis, 16 Oktober 2025 ini merupakan hasil kolaborasi strategis dengan Program Studi Teknik Elektro, Universitas Diponegoro (UNDIP).

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Siliwangi, Jl. Mgr. Soegijopranoto No. 61, Kota Semarang dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB ini, secara khusus ditujukan bagi guru-guru IPS jenjang SMP dan MTs. Workshop ini bertujuan untuk membekali para pendidik dengan keterampilan pemrograman dasar agar dapat menciptakan pembelajaran IPS yang lebih interaktif, kreatif, dan relevan dengan perkembangan teknologi.

“Kolaborasi dengan Teknik Elektro UNDIP ini adalah terobosan baru. Kami ingin mendekonstruksi anggapan bahwa coding adalah domain eksakta saja. Justru, coding dapat menjadi alat yang powerful untuk memvisualisasikan konsep-konsep sosial yang abstrak, seperti alur perdagangan, dinamika populasi, atau simulasi peristiwa sejarah,” ujar Sarwanta, M.Pd Ketua Umum APEPSI.


Scratch dan Python untuk Pembelajaran Kontekstual

Materi workshop difokuskan pada dua platform coding yang aplikatif: Scratch dan Python. Para peserta tidak hanya diajari sintaks dasar, tetapi lebih ditekankan pada cara mengintegrasikannya ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

  1. Scratch: Platform pemrograman visual ini diperkenalkan untuk membuat simulasi interaktif, game edukasi sederhana tentang tokoh sejarah, atau animasi yang menjelaskan proses sosiologis dan ekonomi. Dengan Scratch, guru dapat menciptakan media ajar yang menarik tanpa perlu khawatir dengan kode yang rumit.

  2. Python: Pengenalan Python difokuskan pada pembuatan visualisasi data sederhana. Misalnya, guru dapat mengajak siswa untuk menganalisis data kependudukan, indeks pembangunan manusia, atau hasil survei sederhana di kelas, lalu menampilkannya dalam bentuk grafik yang informatif.


“Kami dari Teknik Elektro UNDIP sangat antusias mendukung inisiatif ini. Literasi digital, termasuk coding, adalah keterampilan mendasar di abad 21. Melalui workshop ini, kami ingin menunjukkan bahwa ilmu teknik bisa bersinergi dengan ilmu sosial untuk menciptakan dampak nyata dalam dunia pendidikan,” tutur salah satu Dosen Teknik Elektro UNDIP yang bertindak sebagai pemateri.

Acara berlangsung dinamis dengan metode hands-on practice, di mana para guru langsung mempraktikkan pembuatan kode dengan didampingi oleh tim asisten laboratorium dari UNDIP. Antusiasme peserta terlihat jelas, banyak di antara mereka yang menyatakan bahwa workshop ini membuka wawasan baru tentang metode mengajar.


“Awalnya saya pikir coding itu sulit dan tidak ada hubungannya dengan IPS. Ternyata, dengan Scratch, saya bisa membuat simulasi interaktif ‘Lalu Lintas Rempah Nusantara’ yang akan membuat siswa saya lebih mudah memahami materi. Sangat inspiratif!” ujar Sari, salah satu guru peserta dari Semarang.

Dengan diselenggarakannya workshop ini, APEPSI berharap dapat memicu gelombang inovasi dalam pembelajaran IPS di Indonesia. Integrasi koding diharapkan tidak hanya meningkatkan minat belajar siswa, tetapi juga melatih mereka untuk berpikir logis, sistematis, dan kreatif dalam menganalisis permasalahan sosial.